SMPIT Al-MULTAZAM 2 (28/1) Kegiatan BSM di Hari Kedua, Pada hari Sabtu Pukul 8.00 Pagi kegiatan BSM berlanjut pada kegiatan Sunatan Massal dan Bazar yang bertempat di Balai Desa Linggamekar, acara ini di ramaikan oleh para warga linggamekar yang hendak mengikuti sunatan missal dan membeli Pakaian di bazaar. Kegiatan Sunatan Massal di hadiri Ketua Ketua RT, Kepala Sekolah, Kuwu, Kepala Desa, Dokter, Bagian Kesehatan, Kepala Sekolah dan Wali yang hendak memberikan sambutan serta penghormatan kepada para wali sunatan missal yang diselenggarakan di Desa Linggamekar. Sunatan Massal di adakan di Desa Linggamekar guna untuk memberikan partisipasi dan amal dari BSM terhadap penduduk Desa Linggamekar, Semoga Allah SWT memberikan Kebaikan dan Pahala kepada santri serta lembaga yang mengadakan Kegiatan BSM ini. Selain dari kegiatan sunatan Massal Santri juga mengadakan acara Bazar yang di selenggarakan di halaman depan Balai Desa Linggamekar yang di meriahkan para warga yang hendak membeli barang-barang bazaar, barang bazaar yang di perjualkan berupa Pakaian, Baju, Celana, Krudung, Tas, dan Sepatu berkualitas Original dengan harga yang cukup murah dan Terjangkau bertujuan sebagai amal yang di berikan dari kegiatan BSM ini, Semoga Allah membalas kebaikan mereka, amin ya robal’alamin…
Sejarah Khitan dalam Islam
Dalam sejarah Islam, khitan sudah dikenal sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Seperti disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA oleh Imam Bukhari, Muslim, Baihaqi, dan Imam Ahmad, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ibrahim Khalil Ar-Rahman berkhitan setelah berumur 80 tahun dengan menggunakan kapak.” Namun, terdapat sejumlah literatur yang menerangkan bahwa praktik khitan telah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Bahkan, bangsa-bangsa terdahulu juga melakukan praktikkhitan. Hal ini dibenarkan dengan penemuan-penemuan bersejarah seperti prasasti dan banyak literatur lainnya. Syariat ini diperintahkan untuk dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS karena pada masa itu banyak keturunan Nabi Adam AS yang telah melupakan syariat untuk berkhitan. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menghidupkan kembali tradisi yang menjadi fitrah umat manusia itu. Ajaran berkhitan yang dicontohkan Nabi Ibrahim tersebut diikuti oleh para Nabi dan Rasul sesudahnya. Mereka pun mengajarkan hal itu kepada umatnya masing-masing. Sebelum datangnya agama Islam, bangsa Arab juga sudah terbiasa melakukan khitan. Hal ini dilakukan untuk mengikuti tradisi leluhur mereka, yaitu ajaran Ibrahim AS. Pada masa Islam, khitan dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap kedua cucunya, Hasan bin Ali bin Abi Thalib dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, pada saat masing-masing baru berusia tujuh hari. Sementara itu, menurut hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik dan Ibnu Abdul Bar, Rasulullah SAW telah berkhitan sejak dilahirkan.
BAKTI SANTRI MASYARAKAT (BSM) X
Bakti Santri Masyarakat BSM adalah merupakan program tahunan Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam 2 melalui SMPIT Al-Multazam 2. Memasuki tahun ke-10, BSM kali ini mengambil tema “Bersatu Peduli Untuk Mengabdi” dengan daerah yang dikunjungi yaitu Desa Linggamekar Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.
(Deny Fitriyadi – Kontributor Media AM2)